MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
TUGAS ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN

Nama :
Putri Qibtia
NPM : 15215457
KelaS : 1EA12
Tugas
Soft Skill - Manusia dan Kebudayaan (Tulisan 1)
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan dalam dimensi kehidupan. Manusia dan kebudayaan bersatu menjadi sebuah rangkaian seni yang menghasilkan wujud yang bersifat fungsional. Manusia merupakan dasar dari terwujudnya suatu kebudayaan. Mengapa? Karena manusia lah yang menciptakan kebudayaan itu sendiri. Tanpa manusia kebudayaan tidak akan terwujud. Manusia Bukan hanya sekedar menciptakan namun mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari hari, sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat dan diwariskan secara turun menurun.
Kebudayaan
dibentuk oleh kepribadian masyarakat yang berada dalam wilayahnya dan setiap
wilayah pasti memiliki kepribadian masyarakat yang berbeda. Sehingga Setiap
manusia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan karena
mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun
memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan
karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia
itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya
tersebut. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang
masuk ke Indonesia, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang
menghubungkan dengan manusia yang lain dan merupakan latar belakang suatu
wilayah.
Dalam
uraian diatas kita akan membahas tentang pengertian pengertian dasar manusia
dan kebudayaan serta keterkaitannya.
A.
Manusia
Manusia
adalah Makhluk hidup atau insan yang di ciptakan Allah dengan diberinya
roh/jiwa yang sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Pengertian manusia
menurut para ahli sangat tak terbatas. Manusia dapat diartikan berbeda beda
sesuai dengan segi pendefinisiannya. Manusia bias didefiniskan dari segi
biologis, rohani, budaya dan campuran dari kesemua segi tersebut.Manusia
memiliki akal dan budi pekerti serta kemampuan dalam mengembangkan pola pikir
dan emosinya,inilah yang menjadi pembeda dengan mahluk Tuhan lainnya. Manusia
juga disebut sebagai mahluk social yang tidak terlepas ata saling berganttung
antara satu dengan yang lainnya. Dalam Islam, manusia dipandang sebagai mahluk
ciptaan Tuhan yang memiliki tugas tertentu dalam menjalakan kehidupan di dunia.
Tugas tersebut adalah kekhalifahaan, yakni tugas kepemimpinan yang mengelola
dan memelihara alam semesta ini.
Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi.
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah mahluk yang luar
biasa kompleks karena merupakan perpaduan antara mahluk material dan mahluk
spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika
keaktivisasikan dirinya.
Berikut ini merupakan beberpa
pengertian :
1.
Nicolaus D. & A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka
karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan
rohani merupakan suatu barang
2.
Abineno J.I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa
abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
3.
Kees Bertens
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2
unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan
4.
I Wayan Watra
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
5.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia
adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3
dimensi(badan,akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi factor
keturunan dan lingkungan
6.
Erbe Sentanu
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bias dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain
7.
Paula J.C & Janet W.k
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna
dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara
kontinu serta turut menyusun pola erhubungan dan unggl multidimensi dengan
berbagai kemungkinan
Selain menurut para ahli,
manusia juga dapat didefinisikan menurut pandangan Islam. Dalam Al-Qur’an
manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas,
al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak,
ramah atau mahluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd
berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena
berasal dari keturunan Nabi Adam
Namun dalam Al-Qur’an dan
Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah mahluk yang paling mulia dan memiliki
berbagai potenso serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan
di dunia dan akhirat.
Dari beberapa definisi
diatas, kita akan apa saja unsure-unsure yang membangun manusia. Ada dua macam
pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan :
1. Manusia itu terdiri
dari empat unsure yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada
luarnya, dapat diraba, dan difoto, dan menempati ruangdan waktu.
b. Hayat; yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai
dengan gerak
c. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang
bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,suatu kemampuan mencipta yang
bersift konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran
tentan diri sendiri
2. Manusia sebagai satu
kepribadian yang mengandung 3 unsur yaitu :
a. Id. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling
primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libidomurni, atau energi psikis
yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang
secarainstingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan
dengan lingkungan luar diri,tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian
yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
b. Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang
pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian
“eksekutif” karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke dalam saluran
osial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling
akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego,
yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari
lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam
derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman
yang terinternalisasi.
Dalam pandangan Islam manusia pun memiliki unsure unsure yang membangunnya. Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb(hati), fikr(fikiran), dan aqal.
Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek
tindakan manusia dengan analisa
hubungan
antara tindakan dan unsur-unsur manusia.
B. Hakekat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus
dijalankan oleh setiap manusia.
a. Manusia adalah ciptaan Tuhan dan akan kembali kepada penciptanya.
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh manusia merupakan materi yang dapat kita lihat dan kita raba. Memiliki wujud yang nyata namun tidak selamanya abadi. Sedangkan jiwa adalah kebalikan dari arti tubuh itu sendiri. Tidak dapat dilihat, tidak berwujud namun sifatnya abadi. Jika manusia meninggal maka tubuhnya hancur dan lenyap, namun jiwa yang terdapat didalam tubuh akan lepas dan kembali kepada penciptanya yaitu Tuhan dan jiwa tidak mengalami penghancuran.
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh manusia merupakan materi yang dapat kita lihat dan kita raba. Memiliki wujud yang nyata namun tidak selamanya abadi. Sedangkan jiwa adalah kebalikan dari arti tubuh itu sendiri. Tidak dapat dilihat, tidak berwujud namun sifatnya abadi. Jika manusia meninggal maka tubuhnya hancur dan lenyap, namun jiwa yang terdapat didalam tubuh akan lepas dan kembali kepada penciptanya yaitu Tuhan dan jiwa tidak mengalami penghancuran.
b. Manusia adalah Mahluk ciptaan
yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan yang lainnya
Manusia adalah Makhluk hidup atau insan yang di ciptakan Allah dengan diberinya roh/jiwa yang sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki akal dan budi pekerti serta kemampuan dalam mengembangkan pola pikir dan emosinya, berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Contoh nya seperti, hewan. Hewan memiliki akal akan tetapi sisi pandang dan cara berfikirnya berbeda karena hewan tidak dapat mengendalikan pola pikir dan emosinya. lalu Tumbuhan, Tumbuhan hanya memiliki ruang gerak atau lingkup yang sempit. Disisi ini Manusia jelas sangat berbeda dengan makhluk lainnya. Mulai dari fisik sampai dengan tata cara berfikirnya. Manusia secara luas dapat berbicara, terus berkembang dari masa ke masa, belajar, berbicara, melahirkan suatu kebudayaan, menciptakan suatu penemuan dan dapat tinggal serta bergerak dalam ruang lingkup yang sangat luas.Manusia memiliki perasaan yang akhirnya akan menciptakan kesenian, dapat memilih baik dan buruk serta mempertimbangkan sesuatu. Manusia hidup memenuhi kebutuhannya dengan saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama lain yang membuat manusia membentuk sebuah kelompok, hal ini adalah pendukung utama manusia dapat melahirkan kebudayaan dan menciptakan sesuatu. Manusia dapat berbaur dengan segala kemajuan teknologi, penemuan-penemuan baru, kebudayaan dan Agama, sedangkan hewan dan tumbuhan , mereka berbaur tanpa memandang segala sisi yang dibutuhkan manusia. Maka dari itu manusia sangat berbeda dengan makhluk lainnya
Manusia adalah Makhluk hidup atau insan yang di ciptakan Allah dengan diberinya roh/jiwa yang sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki akal dan budi pekerti serta kemampuan dalam mengembangkan pola pikir dan emosinya, berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Contoh nya seperti, hewan. Hewan memiliki akal akan tetapi sisi pandang dan cara berfikirnya berbeda karena hewan tidak dapat mengendalikan pola pikir dan emosinya. lalu Tumbuhan, Tumbuhan hanya memiliki ruang gerak atau lingkup yang sempit. Disisi ini Manusia jelas sangat berbeda dengan makhluk lainnya. Mulai dari fisik sampai dengan tata cara berfikirnya. Manusia secara luas dapat berbicara, terus berkembang dari masa ke masa, belajar, berbicara, melahirkan suatu kebudayaan, menciptakan suatu penemuan dan dapat tinggal serta bergerak dalam ruang lingkup yang sangat luas.Manusia memiliki perasaan yang akhirnya akan menciptakan kesenian, dapat memilih baik dan buruk serta mempertimbangkan sesuatu. Manusia hidup memenuhi kebutuhannya dengan saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama lain yang membuat manusia membentuk sebuah kelompok, hal ini adalah pendukung utama manusia dapat melahirkan kebudayaan dan menciptakan sesuatu. Manusia dapat berbaur dengan segala kemajuan teknologi, penemuan-penemuan baru, kebudayaan dan Agama, sedangkan hewan dan tumbuhan , mereka berbaur tanpa memandang segala sisi yang dibutuhkan manusia. Maka dari itu manusia sangat berbeda dengan makhluk lainnya
c. Manusia sebagai makhluk
biologis (al-Basyar)
Pada hakekatnya tidak berbeda dengan
makhluk-makhluk biotik lainnya walaupun struktur organnya berbeda, karena
struktur organ manusia lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain.
d. Manusia
sebagai makhluk psikis (al-insan).
Mempunyai potensi rohani seperti fitrah, qolb, ‘aqal. Potensi tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk yang tertinggi martabatnya, yang berbeda dengan makhluk lainnya, artinya apabila potensi psikis tersebut tidak digunakan, manusia tak ubahnya seperti binatang bahkan lebih hina.
Mempunyai potensi rohani seperti fitrah, qolb, ‘aqal. Potensi tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk yang tertinggi martabatnya, yang berbeda dengan makhluk lainnya, artinya apabila potensi psikis tersebut tidak digunakan, manusia tak ubahnya seperti binatang bahkan lebih hina.
e. Manusia
sebagai mahluk sosial mempunyai tugas dan tanggung jawab sosial terhadap alam
semesta, ini disebabkan karena manusia tidak hanya sebagai Abdullah tetapi juga
sebagai khalifatullah untuk mewujudkan kemakmuran, kebahagiaan dalam kehidupan
dunia dan akherat
.
.
f.
Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Dimana manusia sebagai mahluk hayati, dapat dipelajari dari segi biologis diantaranya anatomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi,, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologis dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, bahasa dan sebagainya
Dimana manusia sebagai mahluk hayati, dapat dipelajari dari segi biologis diantaranya anatomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi,, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologis dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, bahasa dan sebagainya
C. Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian diartikan sebagai suatu
pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan
lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap
yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik
terhadap lingkungannya. Berikut merupakan uraian kepribadian bangsa timur.
1. Hospitality
Maksud dari sifat tersebut menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah dan sopan serta mudah bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan bangsa barat yang cenderung hidup lebih individualis.
Maksud dari sifat tersebut menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah dan sopan serta mudah bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan bangsa barat yang cenderung hidup lebih individualis.
2. Hardworking
Pekerja keras merupakan sifat yang tidak bisa dianggap remeh. Bangsa Timur dikenal dengan orang-orangnya yang tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat melakukqan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Pekerja keras merupakan sifat yang tidak bisa dianggap remeh. Bangsa Timur dikenal dengan orang-orangnya yang tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat melakukqan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Religius & Well-culture
Bangsa
timur juga terkenal karena keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang
kuantitas, hal utama yang menjadi pedoman hidup bangsa timur adalah tradisi dan
agama. Karena keterikatan dengan adat dan budaya menjadikan pembatas
individu-individu bangsa timur untuk mencapai potensi maksimalnya.
4. Respect for Elder
Bangsa timur dikenal dengan
kesopanannya dan menjunjung tinggi norma kesopanan. Adat yang berlaku di
lingkungna bangsa timur sangat berpengaruh terhadap kesopanan orang-orangnya.
5. Diligent
Karena bangsa timur dikenal pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan pantang menyerah.
Karena bangsa timur dikenal pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan pantang menyerah.
6. Attached to Norms
Sebagai bangsa timur, dikenal amat
menjunjung tinggi norma-norma. Bangsa timur cenderungjudgemental menyangkut
hal-hal yang bertentangan dengan norma.
7. Strong family Ties
Kebanyakan orang-orang bangsa timur sangat bergantung pada
keluarganya. Keluarga menjadi factor utama dalam hal mempertimbangkan banyak
hal seperti urusan jodoh dan karir.
Dari
uraian diatas, dapat dikatakan Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi, ramah tamah, selalu
gotong royong, saling menghargai dan santun. Akan tetapi dengan mengikuti
gelombang perkembangan zaman dan teknologi, Kepribadian bangsa timur
melemah(khususnya Indonesia), karakter yang begitu menjadi ciri khas bangsa
Khususnya bangsa Indonesia menjadi berkurang bahkan mulai menghilang dengan
dibantu oleh corak kepribadian bangsa lain (Barat). Indonesia memiliki
keragaman akan budaya, suku dan adat istiadat. Indonesia pun terkenal akan
keramahan, gotong royong dan santunnya. Tapi saat ini bangsa timur (khususnya
Indonesia) lebih terbuka atau lebih “welcome” dengan corak barat. Dengan adanya
pengenalan karakter barat yang tidak di filterisasi membuat karakter bangsa
menurun. Dapat kita lihat nilai nilai toleransi,gotong royong, ramah tamah,
moral dan santun Indonesia mulai menurun.
Mulai
dari sifat toleransi yang tinggi. Pada masa ini sifat toleransi yang tinggi
sudah tak dikenal lagi oleh bangsa kita sendiri, seperti hal kecilnya
menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati orang lain. Dalam keseharian
kita dipenuhi dengan berbagai teman yang memiliki karakter dan pola pikir yang
berbeda, sikap saling menghargai akan perbedaan kini luntur. Banyak
permasalahan pertemanan hanya dikarenakan ketidak sukaan terhadap sifat teman.
Padahal sangat dibutuhkan pandangan bahwa kita manusia tidak dapat hidup
sendiri. Sehingga kita harus bersikap saling menghargai perbedaan dan mengerti
agar terpupuknya rasa toleransi yang tinggi. Masalah menghargai kebudayaan
tradisional pun meluap pada titiknya. Bersikap acuh pada kebudayaan tradisional,
tetapi ketika kebudayaan tradisional kita di akui oleh bangsa lain, kita marah.
Jika kita bangga dan menjunjung tinggi kebudayaan mungkin bangsa lain akan
lebih malu mengambil kebudayaan kita. Lalu permasalahan macet dalam kehidupan
sehari hari, jalan raya sudah seperti arena balap dimana manusia saling tidak
mau mengalah dan mementingkan kepentingan mereka masing masing yang akhirnya
berujung pada keributan kecil di jalan raya . Padahal jika mereka masih
memiliki rasa toleransi yang tinggi maka mereka akan lebih sabar dan mengerti
dimana waktu mereka mengalah.
Bukan
hanya sifat toleransi saja yang meluruh, sikap gotong royong pun sama luruhnya.
Dahulu nenek moyang kita mendahulukan sikap menolong sesama tanpa pamrih tapi
sekarang yang dapat kita lihat, menolong sesama dengan adanya sesuatu yang
diharapkan. Masa ini membantu atau dibantu harus menggunakan bayaran. Rasa
gotong royong pun hilang, jika dibayar namanya bukan lagi gotong royong. Bangsa
timur identik dengan penduduknya yang sebagian besar cara berpakaiannya sopan
dan tertutup. Masyarakat timur berpakaian sopan dn tertutup mungkin karena
mayoritas penduduknya adalam pemeluk agama Islam, namun diera sekarang ini
budaya barat merengkuh banyak bangsa timur yang meniru kebiasaan barat.
Kebiasaan memakai pakaian serba minim, Hal ini bertentangan dengan kebiasaan
orang timur yang membuat lunturnya karakter yang telah dinilai baik menjadi
menurun. Memang tidak dapat dikatakan bahwa budaya atau karakter bangsa lebih
buruk dari bangsa timur. Karena kesalahan tetap terletak pada masyarakat timur
yang tidak dapat memfilterisasi asupan asupan luar.
D. Kebudayaan
Budaya = cultuur (bahasa belanda) =
culture (bahasa Inggris) = tsaqofah (bahasa Arab), berasal dari bahasa Latin
“Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam”. Sedangkan Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari
bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
atau akal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai
perkembangan dari kata budidaya, yang berarti daya dan budi. Maka dari itu
dibedakanlah antara pengertian budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari
budi yang berupa cipta karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan merupakan hasil
dari budaya atau hasil cipta, karsa dan rasa.
Secara umum, Kebudayaan adalah Suatu pola yang djadikan
prinsip kehidupan dengan didukung oleh terapan atau aplikasi daya fikir,
ide/gagasan serta kreatifitas dan inovasi manusia dalam kelangsungan hidup yang
diwariskan dari nenek moyang untuk generasi-generasi mendatang. Kebudayaan
sangat berikatan dengan manusia karena kebudayaan lahir dari interaksi
sekelompok manusia yang terbentuk menjadi satu. Kebudayaan disini dapat berupa
adat istiadat, bangunan, Bahasa, Moral bangsa dan kesenian. Jadi Kebudayaan
dijadikan sebagai stuktur kehidupan yang menjadi ciri khas masyarakat.
Beberapa pengertian Kebudayaan menurut para ahli :
1. Ki Hajar Dewantara : “ Kebudayaan adaalah buah
budi manusia dalam hidup bermasyarakat”
2. Koentjaraningrat, guru besar
Antropologi di Universitas Indonesia : “Kebudayaan adalah keseluruhan system,
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
3. Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai social, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan stuktur-stuktur social, religious, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
4. Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan ekseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
5. Sultan Takdir Alisyahbana,
Kebudyaan adalah manifestasi dari cara berfikir
6. C.A. Van Peursen, Kebudayaan
merupakan gejala manusia dari kegiatan berfikir (mitos,ideology, dan ilmu),
komunikasi (system masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan
kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana.
7. Dr. K. Kupper, Kebudayaan
merupakan system gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berprilaku, baik secara individu maupun kelompok
8. M.Jacobs dan B.J.Stern,
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social,
ideology, religi dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan
social
9. Kroeber dan Kluckhon, Budaya
terdiri dari pola, ekspilit dan implicit, dan untuk perilaku yang diperoleh dan
ditularkan oleh symbol, yang merupakan prestasi khas dari kelompok manusia,
termasuk perwujudan mereka di artefak, inti penting dari budaya terdiri dari
tradisional(yaity historis berasal dan dipilih) ide-ide dan terutama
nilai-nilai yang melekat mereka, system kultur dapat di satu susu dianggap
sebagai produk dan tindakan di sisi lain sebagai elemen pengkondisian tindakan
lebih lanjut.
Dari definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa
inti pengertian kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai
berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui
proses belajar
c. Kebudayaan itu terjabarkan
dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur
e. Kebudayaan itu terbagi
dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu
relative
E. Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di
dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan,
bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
--- Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang
muncul karena kesaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa
--- Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna, manusia tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa untuk
berorganisasi dan bersatu
--- Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan
fikiran yanhg berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda
pula, sehingga peru disampaikan agar yang lain juga mengerti
--- Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan
yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih
--- Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan
barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya
--- Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga
berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesame manusia. Bahkan
sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris
--- Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian
yang dapat memuaskan
F.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup
karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari
pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip
dan sebagainya.
2. Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari
umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari
situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun
tidak.
Ketiga wujud dari kebudayaan tadi,
dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak terpisah satu sama lain. Kebudayaan
ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan tindakan dan
karya manusia, baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dalam karya
manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan tertentu yang makin lama makin menjauhkan
manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola
perbuatannya, bahkan juga cara berfikirnya.
G.
Orientasi Kebudayaan
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah:
1.
Masalah hakekat hidup
Mengenai
hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama
Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu poa
kehidupan masyaraktnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapat
nirwana, dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapat menambah rangkaian
hidup kembali (koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini sangat
mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya
banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep-konsep
kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka
2.
Hakekat kerja atau karya manusia
Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan
hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan
tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan, dan
kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi
prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
3.
Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
Ada
budaya yang memandang penting masa lalu, tetapi d yang melihat masa kini
sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat
kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi
perencanaan hidup masyarakatnya.
4.
Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
Ada
yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya
ada yang mengangga alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
5.
Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Dalam
banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara
bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan
hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan
hak asasi, kemerdekaan, dan kemandirian seperti terlihat dalam
masyarakat-masyarakat eligetarian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan
hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini mempengaruhi
proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Pola
orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola ideal
untuk masing-masing pihak. Dalam kenyataanya terdapat nuansa atau variasi
antara kedua pola yang ekstrim itu yang dapat disebut sebagao pola
transisional. Kerangka Kluckhon mengenai lima masalah dasar dalam hidupyang
menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skema Kluckhon : Lima
Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
Nilai
Budaya Manusia
Masalah Dasar Dalam Hidup
|
Orientasi Nilai Budaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat Hidup
|
Hidup itu buruk
|
Hidup itu baik
|
Hidup itu sukar tetapi harus
diperjuangkan
|
Hakekat Kerja/karya
|
Kelangsungan hidup
|
Kedudukan dan kehormatan /
prestise
|
Mempertinggi prestise
|
Hubungan Manusia Dengan Waktu
|
Orientasi ke masa lalu
|
Orientasi ke masa kini
|
Orientasi ke masa depan
|
Hubungan Manusia Dengan Alam
|
Tunduk kepada alam
|
Selaras dengan alam
|
Menguasai alam
|
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal/ kolekial
|
Individual/mandiri
|
*) Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah
pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut
diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap
lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu
ada. Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya
bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik – titik
kelemahan dari kebudayaan
Indonesia yang menghambat pembangunan
nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas
suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak
berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah
dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif
cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan
dan merugikan pembangunan. Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai
budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai
budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri
sejauhmana kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi nilai budaya yang
sesuai dan menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
H.
Perubahan Kebudayaan
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang
terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut.
a. John Lewis Gillin dan John Philip
Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu
variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi
geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut
b. Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang
terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
c. Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk
nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
d. Kingsley David
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam
struktur masyarakat.
- Masyarakat dan kebudayaan di mana
pun selalu dalam keadaan berubah, ada beberapa sebab perubahan :
1.Sebab
yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya sendiri,misalnya perubahan
jumlah dan komposisi
2.sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
3.adanya
difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Dalam
masyarakat maju, perubahan kebudayaan biasanya terjadi melalui Penemuan (discovery) dalam bentuk ciptaan baru (inovatiori) dan melalui proses difusi.
Discovery merupakan jenis penemuan
baru yang mengubah persepsi mengenai hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua
gejala atau lebih. Invention adalah
suatu penciptaan bentuk baru yang berupa benda (pengetahuan) yang dilakukan
melalui penciptaan dan didasarkan atas pengkom-binasian pengetahuan-pengetahuan
yang sudah ada mengenai benda dan gejala yang dimaksud.
-
Ada empat bentuk peristiwa perubahan kebudayaan.
1.
Cultural lag, yaitu perbedaan antara
taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Dengan kata
lain, cultural lag dapat diartikan sebagai bentuk ketinggalan kebudayaan, yaitu
selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda
itu diterima secara umum sampai masyarakat menyesuaikan diri terhadap benda
tersebut.
2.
Cultural survival, yaitu suatu konsep untuk meng-gambarkan suatu praktik yang
telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup, dan
berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata. Jadi,
cultural survival adalah pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak
mengalami perubahan sejak dahulu hingga sekarang.
3.
Pertentangan kebudayaan (cultural conflict), yaitu proses pertentangan antara
budaya yang satu dengan budaya yang lain.Konflik budaya terjadi akibat
terjadinya perbedaan kepercayaan atau keyakinan antara anggota kebudayaan yang
satu dengan yang lainnya.
4.
Guncangan kebudayaan (cultural shock),
yaitu proses guncangan kebudayaan sebagai akibat terjadinya perpindahan secara
tiba-tiba dari satu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Ada empat tahap yang membentuk siklus cultural shock, yaitu: (1)
tahap inkubasi, yaitu tahap pengenalan terhadap budaya baru, (2) tahap kritis,
ditandai dengan suatu perasaan dendam; pada saat ini terjadi korban cultural
shock, (3) tahap kesembuhan, yaitu proses melampaui tahap kedua, hidup dengan
damai, dan (4) tahap penyesuaian diri; pada saat ini orang sudah membanggakan
sesuatu yang dilihat dan dirasakan dalam kondisi yang baru itu; sementara itu
rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.
- Perubahan
kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi.
Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut
terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
- Faktor
intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Perubahan
penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
2.
Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya
belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention),
dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
3.
Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah
kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam,
murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut
supaya menjadi lebih baik.
4.
Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur
pemerintahan pada suatu negara.
- Faktor
ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui
interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang
diantaranya:
1. Peperangan. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya
(sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh
unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem
religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada
negara yang kalah.
2.
Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan
oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang
sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan
pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri
seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum
lainnya.
3.
Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi),
Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi),
dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat
budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).
I.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah
hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat
awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya akan patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui
tiga tahap yaitu
1.
Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
mengembang dunianya. Melaui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan
buatan manusia
2.
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakatnya menjadi realitas obyektid yaitu
suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
Dengan demikian masyarkat dengan segala pranata sosialnyaakan mempengaruhi
bahkan membentuk perilaku manusia.
3.
Internalisasi, yaitu proses dimana masyarkatnya disergap kembali oleh manusia,
Maksdunya, bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatya sendiri agar dia
dapat hidup dengan baik sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakatnya.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat
adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam
terjemahan M.Sastrapratedja,1991;halxv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Dan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Dan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1.
Penganut kebudayaan
2.
Pembawa kebudayaan
3,
Manipulator kebudayaan
4.
Pencipta kebudayaan
Daftar
Pusaka
http://meiwafebriyant.blogspot.co.id/2015/03/a.html
Komentar
Posting Komentar